Metode
Pengukuran Kualitas Layanan Perpustakaan
Perpustakaan umumnya
menjadi penyedia layanan informasi bagi
masyarakat, selain sebagai sumber informasi yang kredibel peprpustakaan juga
mempunyai tugas untuk melayani dan memenuhi kebutuhan informasi pemustaka,
sebuah
perpustakaan tidak hanya dinilai dari koleksinya, tapi juga dari pelayanannya,
pelayanan perpustakaan adalah salah satu tolak ukur apakah perpustakaan itu
telah memenuhi fungsinya atau tidak, jika layanan perpustakaan tidak maksimal, hal
ini akan mempengaruhi kepuasan pemustaka yang dapat berdampak pada jumlah
pemustaka yang datang ke perpustakaan dan yang mengakses bahan pustaka dari
perpustakaan tersebut, maka dari itu selain koleksi yang ada di perpustakaan, kualitas
layanan perpustakaan juga merupakan hal yang penting, perpustakaan yang baik harus
dapat mengukur dan mengontrol kualitas layanannya untuk meningkatkan dan
mengembangkan layanan dan kepuasan pemustaka agar pemustaka yang menggunakan
layanan perpustakaan semakin bertambah
Pengukuran kualitas layanan perpustakaan harus
tepat, karena itu dibutuhkan metode yang akurat untuk mengukur apakah kualitas
layanan perpustakaan tersebut sudah memenuhi target atau tidak, salah satu
metode yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas layanan adalah metode
ServQual atau metode Service Quality
Metode ini menggunakan kuesioner pemustaka sebagai
patokan untuk mengukur layanan perpustakaan
Metode ini mulai dikembangkan pada tahun 1980-an oleh
Zeithaml, Parasuraman & Berry, dan telah digunakan dalam mengukur berbagai
kualitas jasa.
Dari kuesioner ini, kita dapat mengetahui seberapa
besar celah (gap) yang ada di antara persepsi pelanggan dan ekspektasi pelanggan
terhadap suatu jasa maupun layanan yang dalam hal ini adalah layanan
perpustakaan.
Metode Servqual digunakan untuk mengukur
kualitas layanan dari atribut tiap dimensi, dengan begitu akan metode ini akan memperoleh
nilai gap (kesenjangan), nilai gap tersebut adalah selisih antara persepsi
pemustaka terhadap layanan yang telah diterima dengan harapan terhadap yang
akan diterima dari perpustakaan.
Pengukurannya metode ini dengan mengukur kualitas layanan
dari atribut tiap dimensi, sehingga akan diperoleh nilai gap yang merupakan
selisih antara persepsi konsumen terhadap layanan yang diterima dengan harapan
konsumen terhadap layanan yang akan diterima. Walaupun begitu, secara
umum memang belum ada keseragaman batasan tentang konsep servive quality (servqual)
Dimensi Servqual
Skala servqual meliputi lima dimensi kualitas jasa
yaitu;
- Bukti terukur/Ketangiblean: gambaran fasilitas fisik, perlengkapan, maupun tampilan
- Keandalan/Reabilitas, merujuk pada kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan tepat
- Daya tanggap: kesediaan pustakawan untuk membantu dan memberikan pemustaka perhatian yang cepat dan tepat.
- Jaminan: Tata kelakuan/kesopanan pustakawan dalam melayani, sehingga memberikan rasa percaya serta keyakinan pada pemustaka.
- Empati: mencakup kepedulian serta perhatian individual pustakawan terhadap para pemustaka
Setiap dimensi memiliki beberapa
pertanyaan yang dijawab di dalam kuisioner oleh pengguna perpustakaan dalam nilai antara 1 sampai 7,angka 1 mewakili
perasaan sangat tidak setuju dan angka 7 mewakili perasaan sangat setuju dengan
total pertanyaan sebanyak 22 buah
variabel yang akan diukur untuk mengetahui kualitas
layanan perpustakaan dengan menggunakan metode servqual adalah:
- Variabel Independen (Xn) = Ketangibelan (X1), reliabilitas (X2), daya tanggap (X3), jaminan(X4), empati (X5).
- Variabel dependen (Y) = Kepuasan pemakai sistem informasi
Dengan metode ini diharapkan dapat membantu
perpustakaan mengukur dan mengevaluasi kualitas layanannya agar kualitas
layanannya tidak menurun dan perpustakaan dapat memberikan layanan terbaiknya
kepada pemustaka
Referensi:
repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5661/3/T1_212008604_Full%20text.pdf
No comments:
Post a Comment