SEJARAH IMPLEMENTASI PENGGUNAAN KOMPUTER PADA PERPUSTAKAAN DI INDONESIA - Yudhyu Kang-kang Library

My personal Blog for library purpose

test banner

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Tuesday, January 2, 2018

SEJARAH IMPLEMENTASI PENGGUNAAN KOMPUTER PADA PERPUSTAKAAN DI INDONESIA



Penerapan penggunaan komputer pada perpustakaan di indonesia
Komputer diperlukan untuk menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat.
Perangkat komputer ini akan digunakan untuk menyimpan data koleksi buku, data anggota perpustakaan, dan OPAC (Online Public Acces Catalogue).
Dengan OPAC, para pelanggan perpustakaan bisa mencari informasi koleksi buku yang mereka butuhkan tanpa harus mencari secara langsung.
Komputer itu juga bisa dikoneksikan ke internet Dalam suatu perpustakaan, katalog merupakan salah satu alat untuk menemukan kembali koleksi pustaka.
Menurut Sulistyo-Basuki (1991), katalog perpustakaan adalah daftar buku atau koleksi pustaka dalam suatu perpustakaan atau dalam suatu koleksi.
Oleh karena itu, keberadaan katalog sangat penting untuk memudahkan penelusuran informasi. Katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen, demikian pula katalog elektronis dari sistem perpustakaan yang terautomasi.
Subsistem menyediakan layanan automasi. Sistem katalog yang dirancang dengan baik merupakan kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.
Katalog on-line atau OPAC merupakan sistem katalog perpustakaan yang menggunakan komputer.
Pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan dengan menggunakan perangkat lunak komersial atau buatan sendiri.
Katalog ini memberikan informasi bibliografis dan letak koleksinya. Katalog biasanya dirancang untuk mempermudah pengguna sehingga tidak perlu bertanya dalam menggunakannya.
Sebelum teknologi informasi masuk dalam dunia perpustakaan, katalog yang dikenal hanya dalam bentuk kartu atau lembaran kertas.
Sekarang katalog tidak saja dibuat dalam bentuk kartu, tetapi juga dalam bentuk digital.
Katalog dalam bentuk digital biasanya disimpan dalam hard disk komputer atau media penyimpanan lainnya, seperti disket, CD-ROM, dan DVD.
OPAC bekerja berdasarkan konsep jaringan, baik berupa LAN maupun WAN. LAN digunakan untuk keperluan hubungan kerja dalam satu ruangan atau bangunan,
sedangkan WAN untuk keperluan kerja dalam lingkup yang lebih luas, yaitu antarwilayah misalnya menggunakan internet.
Keuntungan lain dari OPAC dalam bentuk WAN adalah pengguna dapat mengetahui ketersediaan materi informasi yang dicari tanpa harus datang langsung ke perpustakaan,
sedangkan permintaan bahan pustakanya dapat dilakukan melalui sarana komunikasi lain.
Dengan demikian, pengguna dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga untuk memperoleh koleksi pustaka yang diperlukan.
Awal penerapan dan sejarah penggunaan komputer pada perpustakaan di indonesia
Penerapan komputer untuk tugas perpustakaan atau dokumentasi diIndonesia telah dimulai pada tahun 1971 dengan percobaan menyusun Katalog Induk Majalah (KIM).
Ibu Andrini Martono sebagai staf PDIN dan Ibu Sularti Ismusubroto, salah satu staf LIPI melakukan percobaan tersebut.
Upaya ini dilaporkan dalam Majalah Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia ( H P C I ) Tahun k e-3 Nomor 1 , Maret 1972.
Inilah tonggak awal penerapan komputer bagi pelaksanaan kegiatan dokumentasi dan perpustakaan di Indonesia.
Percobaan tersebut menjadikan PDII – LIPI mampu menerbitka n KIM menggunakan komputer pada tahun 1975.
Harus disebut di sini bahwa peranti lunak yang dipakai masih ditulis sendiri dari awal (from scrath) menggunakan bahasa
pemrograman FORTRANIV. Bahasa ini sebenarnya khusus bagi komputasi teknis atau perhitungan ma tematis,yang sebenarnya kurang cocok untuk mengolah teks.
Komputer yang digunakan adalah International Business Machine (IBM) main frame computer milik Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL).
Hanya perusahaan atau lembaga besar yang memang memerlukan bantuan proses komputasi secara masinal mampu memiliki komputer tersebut.
Tidak mengherankan bahwa PDII – LIPI lalu berupaya mencari sistem yang lebih ekonomis yaitu yang berada pada tingkatan mini computer.
Jenis komputer inilah yang akhirnya dimiliki dan penulis pasang di PDII – LIPI pada Tahun 1983. Komputer itu dipakai untuk membangun Pangkalan Data Bibliografi (PDB).
PDII – LIPI bukanlah perpustakaan, maka penggunaan komputer tidak dimulai dengan menggunakanya untuk tugas perpustakaan.
Komputer mini yang pertama dan terakhir dimiliki PDII – LIPI itu adalah Komputer Mini Hewlett Packard 3000/40.
Pada fase ini peranti lunak yang dipakai adalah MINISIS yang dikembangkan oleh International Development Research Centre (IDRC) , sebuah lembaga pemerintah di Kanada.
MINISIS sendiri dikembangkan dari suatu peranti lunak yang bekerja pada komputer main frame yaitu Integrated Set for Informaton System (ISIS).
Karena bekerja pada komputer mini, maka oleh IDRC dinamai MINISIS.2
Perkembangan penggunaan komputer pada perpustakaan di indonesia
Library house keeping atau pengelolaan perpustakaan, merupakan istilah umum yang mengacu pada berbagai macam kegiatan rutin yang perlu dilakukan agar supaya perpustakaan dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem yang terpadu yang terdiri dari beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan,sirkulasi,
pengaksesan katalog oleh umum atau yang dikenal dengan nama OPAC (Online Public Acces Catalog), dan peminjaman antar perpustakaan.
Konsep integrasi akhir-akhir ini telah diterapkan secara luas pada sistem housekeping perpustakaan.
Istilah Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System) sering digunakan sebagai indikasi bahwa sub-sistem atau modul-modul yang ada diintegrasikan semuanya membentuk
Sistem Informasi Tunggal yang berbasis komputer yang mampu melakukan tukar-menukar informasi dari satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yang berbeda
sehingga memungkinkan penggunaan dan pemanfaatan data oleh sistem akan lebih efisien.
Sebagai contoh: informasi pengarang / judul akan digunakan bersama oleh modul: Akuisisi, Pengatalogan, Sirkulasi, OPAC (Online Public Acces Catalog), dan Informasi pengelolaan.
Dari semua modul atau sub sistem ini yang paling penting bagi pemakai adalah sub sistem OPAC, yang memungkankan pengaksesan Online ke katalog.
Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi ini kemudian dikenal secara luas dengan nama Otomasi Perpustakaan.
Secara umum ada tiga generasi Otomasi Perpustakaan, yaitu:
  1. Generasi I : Otomasi aktivitas-aktivitas pemrosesan, seperti akuisisi dan pengatalogan ditambah dengan pengendalian sirkulasi.
  2. Generasi II : Pengembangan dan pemasangan sistem yang terintegrasi termasuk OPAC
  3. Generasi III : Dibangun Local Area Network dengan kemampuan komputasi dan komunikasi pada stasiun kerja individu.
Pengertian Otomasi Perpustakaan kalau dilihat dari segi etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu: Library Automation.
Kata Automation di dalam Microcomputer dictionary berarti : 1) Perubahan dari suatu proses atau prosedur secara otomatis; 2) Pelaksanaan proses dengan sarana-sarana otomatis (Sippl, 1975).
Adapun konsep Otomasi berdasarkan Encyclopedia of Science and Technology, Vol.1, menggambarkan penerapan mesin-mesin komputer pada penyimpanan, pemrosesan data-data bisnis, teknis, maupun ilmiah.
Dengan demikian otomasi perpustakaan berarti penggunaan komputer untuk semua kegiatan perpustakaan mulai dari pengadaan, pengolahan, sampai ke layanan sirkulasi.
Information Retrieval.
Sistem informasi untuk temu kembali informasi secara elektronis pertama kali digunakan untuk pencarian data lokal dilakukan dengan menggunakan katalog.
Kemudian dengan adanya kemajuan teknologi informasi temu kembali informasi atau yang dikenal dengan penelusuran informasi juga mengalami kemajuan,
yaitu dengan penggunaan sarana-saran elektronis.
Ada tiga macam sarana dalam Penelusuran informasi atau temu kembali informasi secara elektronis, yaitu :
  • menggunakan Pangkalan Data Lokal
  • menggunakan CD-ROM
  • menggunakan jaringan Wide Area Network, atau yang banyak dikenal melalui Internet.
General Purpose Software.
Yang termasuk dalam general purpose software yang dapat digunakan di lembaga-lembaga yang bergerak di bidang dokumentasi dan informasi adalah :
  • Word Processing : untuk pengolah teks dan pencetakan.
  • Spreadsheets : untuk kalkulasi keuangan
  • Graphics: untuk presentasi statistik
  • Desktop Publishing: untuk penerbitan dan percetakan yang profesional
  • Electronic mail: untuk pendistribusian pesan
Library networking.
Istilah Library networking mempunyai cakupan yang luas, tetapi biasanya meliputi
  • Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan informasi antar lembaga-lembaga yang bergerak di bidang informasi yang sama atau relevan, atau
    Pengkaitan komputer perpustakaan atau lembaga informasi(Pusdokinfo) dengan lembaga lainnya di dalam institusi untuk membentuk LAN (Local Area Network)
  • Pengkaitan komputer lembaga Pusdokinfo ke komputer lain yang jauh jaraknya untuk membentuk Wide Area Network atau yang sering dikenal dapat berhubungan melalui internet.
    LAN dan WAN adalah jenis-jenis jaringan yang digunakan untuk automasi perpustakaan yang dilihat dari lingkup geografisnya. LAN adalah suatu jaringan komputer dengan daerah
    kerja relatif kecil, dalam satu lokal; dan WAN adalah jaringan komputer yang daerah kerjanya mencakup radius antar kota, antar pulau, dan bahkan antar benua. Sebenarnya masih
    ada jenis lain, yang disebut Metropolitat Area Network (MAN ), dengan daerah kerja antara30 sampai 50 km, yang merupakan alternatif pilihan untuk membangun jaringan komputer
    kantor-kantor dalam satu kota




















No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here